Aug 2, 2020
Jaga jarak atau diserobot?
Semenjak ada pandemi memang banyak sekali kebiasaan lama yang mau tak mau harus diubah. Mulai dari kemana-mana menggunakan masker, dan jika diperlukan menggunakan face shield, hingga lebih banyak lagi protokol kesehatan yang diterapkan.
Ada satu hal yang kemudian aku senang dengan adanya penerapannya, yaitu tentang menjaga jarak.
Walau kadang penerapannya yang kurang sesuai menurut saya. Pertama, ketika datang ke sebuah restoran kemudian yang datang adalah keluarga, makan tetap harus berjauhan. Atau kemudian dijadikan lawakan juga. Ketika di dalam mobil ada 4 orang, kemudian mereka berhenti di satu tempat yang mana bisa melakukan ibadah sholat, di mana yang sholat juga hanya 4 orang tersebut mereka melakukan sholat berjamaah dengan menjaga jarak.
Nah, kemarin di challenge dari Ning Blogger Surabaya ada yang terkait antrian, dan yang terpikir oleh saya pertama adalah tentang jaga jarak ini. Berikut hal-hal terkait antrian yang tidak saya sukai.
Jaga Jarak
Yang aku suka ketika menjaga jarak ini ketika diterapkan dalam antrian. Sampai kemudian diberikan garis-garis di mana tempat harus mengantri dan berdiri.
Bagaimana dengan penerapannya?
Sebenarnya banyak kok yang paham dengan aturan ini, tetapi mungkin karena belum terbiasa kadang orang menjadi lupa. Ketika saya sedang mengantri, maka saya berdiri di garis yang seharusnya, maka sepertinya orang yang dibelakang secara tidak langsung mengikuti.
Namun ketika saya sudah sampai di kasir, dan sebelumnya tidak ada orang yang mengantri ketika saya sedang menunggu barang saya dihitung tiba-tiba ada orang yang mengantri dan berdiri tepat dibelakang saya tanpa jarak yang seharusnya.
Entah harus marah atau harus diam saja. Reaksi saya biasanya sih tergantung mood, hahaha. Tapi kalaupun menegur paling cuma bilang "munduran donk" tapi seringnya diam saja sih.
Main Serobot
Tapi ada satu kejadian yang lucu, ketika sedang mengantri dan kemudian saya berdiri di garis yang seharusnya, eh ada yang mengisi kekosongan, dan itu bukan cinta #eaaaaaaaak. Jadi ada yang mengisi jarak kosong antara saya dan orang di depan saya. Kan kampret.
Saya dan suami sebenarnya punya kebiasaan menghindari tempat yang antrinya bikin malesin. Apalagi kondisi sekarang ini, kami makin menghindari tempat-tempat seperti itu. Kalau kata suami, dari pada menguji emosi kan ya... mending menghindar saja.
Dari pengalaman yang sering di ceritakan suami, dia sering diserobot oleh ibu-ibu. Misal ketika beli makan di warung, ketika dia sedang antri, tiba-tiba ada ibu-ibu datang dan langsung nyerocos pesan.
Banyak Request
Atau kemudian ada juga yang ketika pesan langsung banyak dan pesanannya banyak request-nya. Misal nih, beli rujak kemudian pesan 10 dan semuanya requestnya beda-beda. Ada yang gak pake lontong. ada yang nggak pakai sayur cambah, ada yang nggak pakai buah belimbing, ada yang nggak pakai petis. Hahaha, sebenernya itu sah aja sih ya, namanya juga orang beli tapi buat orang yang antri setelahnya bakalan nambah lebih lama nunggunya.
Kelamaan milih
Saat mengantri, apabila kita sudah antri panjang, kemudian hampir tiba digiliran kita namun orang di depan kita milih menunya luamaaaaaa banget. Ini sering terjadi ketika beli di restoran cepat saji. Kadang saya sampai ngebatin, lah tadi berdiri antri lama kok nggak mikir dulu apa yang mau dibeli, tadi ngapain aja?
Nah, dari hal-hal yang saya nggak suka itu termasuk jadi pengingat buat saya untuk tidak melakukan hal yang sama. Walau kadang susah ketika masuk dibagian banyak request, apalagi kalo beliinnya buat orang satu rumah yang keinginannya beda-beda. Kadang untuk ngakalinya, pesanannya saya tulis di kertas dengan spesifik. Tapi ya kalau seperti itu kadang penjualnya pasti ada aja yang terlewat.
Kalau kalian, hal apa yang kalian benci saat mengantri?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment