Beberapa waktu belakangan saya sering mengikuti IG story dari @catwomanizer, banyak sharing pengalaman dari followernya yang bisa menjadi satu pemikiran tersendiri untuk saya.
Seperti beberapa waktu lalu, beliau sempat melemparkan pertanyaan "The Things You Wish You Knew Before You Have a Kids".
Ada beragam jawaban yang dishare, namun saya ingin sedikit menceritakan apa yang saya pikirkan.
Saya, saat suami melamar, saya mengajukan salah satu syarat bahwa saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga sepenuhnya, walau dia juga nggak melarang atau pun menyuruh saya bekerja ketika itu. Tapi ya, pastinya dengan konsekuensi berapapun uang yang dibawa pulang suami saya harus terima. Saya bukan pasrah sih ya, tapi karena saya yakin suami bekerja keras berusaha memberikan yang terbaik untuk kami.
Hingga kemudian Ziandra lahir, keadaan ekonomi yang pas untuk berdua kini harus untuk bertiga. Berusaha mengatur keuangan, tentu bukan hal mudah namun bukan berarti tak bisa diusahakan. Alhamdulillah, Ziandra anak ASI sehingga budget keluar hanya untuk diapers.
Selang 1,5 tahun adiknya lahir. Kebutuhan makin bertambah dan Alhamdulillah pemasukan suamipun bertambah.
Semua masih terasa biasa, hingga ketika anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Menginginkan anak bisa bersekolah di tempat yang terbaik tentu menjadi keinginan semua orang tua, tapi faktor dana kadang bisa menjadi penghambat.
Penghasilan suami masih mencukupi namun rasanya ngos-ngosan. Pengen ini itu, tapi harus mencukupi ini itu lainnya.
So, saat membaca pertanyaan "The Things You Wish You Knew Before You Have a Kids" jawaban saya adalah andai saya tahu biaya untuk sekolahin anak sedemikian mahal. Bayangkan SPP anak saya TK lebih mahal daripada biaya kuliah saya 1 semester.
Saya bukan tidak mensyukuri bisa mendapatkan dua anak yang membanggakan saya, bukan juga menyesal memasukkan anak ke sekolah yang biayanya tergolong mahal. Alhamdulillah semua bisa tertutupi biayanya walau hanya suami yang bekerja, sedang saya bekerja sambilan saja.
Saya dan suami sempat mendiskusikan ini dan rasanya kita nggak bisa begini terus. Menabung ya menabung tapi kok rasanya manfaatnya kurang begitu terasa, apalagi ketika jumlah tabungan tak seberapa yang akhirnya tergerus beban dari bank yang tak tertutupi oleh bunga yang didapatkan.
Kalaupun bisa menabung biasanya akan terpakai dengan mudah saat misal pembiayaan untuk anak sekolah, atau kebutuhan tahunan seperti saat lebaran atau berlibur. Lalu bagaimana dengan hari tua? Nggak pengen donk menjadi beban anak.
Berpikir untuk mulai melakukan investasi, tapi investasi yang bagaimana juga masih membuat kami ragu. Hingga kami berkenalan dengan Reksa Dana, terlebih ketika Minggu lalu saya diajak untuk menghadiri acara Kopdar Investarian MAMI (Manulife Aset Management Indonesia).
Dalam Kopdar Investarian MAMI ini diisi langsung oleh direktur PT Manulife Aset Management Indonesia Bapak Legowo Kusumonegoro. Kopdar ini buat saya menjadi pencerahan dan banyak menambah ilmu.
Bapak Legowo menerangkan secara terperinci tentang investasi, dan 3 hal paling pokok yang dibutuhkan untuk investasi.
1. Uang atau modal.
2. Pengetahuan
3. Waktu
1. Uang atau modal.
2. Pengetahuan
3. Waktu
Dari 3 hal pokok tersebut ada berbagai investasi yang bisa dicoba disesuaikan dengan 3 hal pokok yang bisa kita penuhi.
Dari kopdar hari Minggu tersebut saya bisa lebih mengenal tentang Reksa Dana.
Apa sih Reksa Dana itu? Dan apa keunggulannya dibandingkan investasi lainnya?
Reksa Dana adalah program invetasi yang menggabungkan modal dari banyak investor , dan berinvestasi pada beragam instrumen, serta dikelola secara profesional oleh perusahaan pengelola aset.
Keunggulan Reksa Dana
1. Fleksibel :: banyaknya pilihan produk sesuai kebutuhan investasi
2. Liquid :: bisa dicairkan kaapn saja tanpa jangka waktu
3. Aman :: terdaftar dan diawasi oleh OJK
4. Bebas Pajak :: hasil investasi dari Reksa Dana tidak dipotong pajak
5. Terjangkau :: bisa memulai invetasi dari Rp. 10.000 !!
1. Fleksibel :: banyaknya pilihan produk sesuai kebutuhan investasi
2. Liquid :: bisa dicairkan kaapn saja tanpa jangka waktu
3. Aman :: terdaftar dan diawasi oleh OJK
4. Bebas Pajak :: hasil investasi dari Reksa Dana tidak dipotong pajak
5. Terjangkau :: bisa memulai invetasi dari Rp. 10.000 !!
Sudah makin banyak tawaran untuk berinvestasi, namun tentunya perlu kehati-hatian sebelum benar-benar melakukan investasi. Sebelumnya periksa dulu apakah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dan ingat prinsip LOW RISK LOW RETURN-HIGH RIST HIGH RETURN. Jadi ketika ada yang menawarkan investasi low RISK high return, bisa dipastikan itu adalah investasi bodong.
Hal menarik lain yang saya saat saat kopdar adalah mudahnya berinvestasi dalam bentuk Reksa Dana di Manulife. Semua bisa dilakukan dengan online, cukup dengan masuk di situs klikmami.com maka semua transaksi investor bisa dilakukan. Selain itu juga ada LANI (Layanan Investasi Mami) yang bisa membantu masalah yang berhubungan dengan MAMI melalui telpon, email, dan juga bisa melalui live chat.
Jadi dengan demikian tak ada lagi alasan untuk menunda melakukan invetasi.
Memang benar rejeki sudah Allah yang mengatur, namun jika kita bisa merencanakan untuk masa depan bisa menjadi bentuk ikhtiar. Bukankah hasil tentunya tak pernah mengkhianati usaha.
Jadi habis kopdar ini, mb inge beneran ambil reksa dananya ga mb, penasaran juga aku jadinya, buat persiapan tabungan pendidikan anak anak kelak
ReplyDeleteBtw yg kepengenann sebelom merried jadi ibu rumah tangga aku juga sama mbaaa...walo pak su ngebebasin aku sukanya apa, kayaknya irt itu panggilan dari hati, semoga kita semua selalu dilantjarkan rejeki halalnya liwat jalur manapun ya mb...
"SPP sebulan anak lebih mahal dari SPP kuliah 1 semester"
ReplyDeleteSini kita pelukan hahahaha..
Inflasi emang kejam ya hiks
jadi pingin berinvestasi ya mbak... itung2 nabung
ReplyDelete