Berhenti menjelaskan

Mungkin saya lumayan sering menuliskan tentang komentar orang tentang kebiasaan-kebiasaan anak-anak saya. Mulai dari yang biasa, sampe yang emang cuman niatan nyinyir. Mulai dari yang nyindir alus, sampai yang blak-blakan langsung di depan saya.

Satu yang paling sering saat ini tentunya adalah tentang Ziandra yang udah fasih baca, dan tulis, juga berhitung.

Tapi, yaaaaa... Saya memutuskan untuk berhenti untuk memberikan penjelasan pada mereka.

Capek juga ternyata.

Emak-emak iri.

Kali ini saya mau bicara tentang Ziandra dan sikap manisnya. Tapi bukan pada saya, dia bisa banget bersikap manis ke adiknya. Kalo kata temen, sikapnya cowok banget. Hahaha.

Cowok banget bukan artian yang jelek yaaak.

Buku anak.

Hai... hai...

Kemarin ini, saya mampir ke beberapa sahabat blogger yang sedang mereview buku anak. Saya jadi ingat juga mau review buku anak. Waktu itu saya tulis sedikit tentang buku "Little Red Hen", dan Nita sang kodok buntel sempat berujar, "buku anak banyaknya in english, nih".

Kebiasaan anak dan orang tua.

Kemarin ini, salah satu teman share hasil screen capture komentarnya di salah satu akun bazar buku terbesar. Dari screen capture tersebut dia menunjukkan juga balasan seseorang yang mengomentari komentarnya.

Ziandra dan bercerita.

Beberapa post terakhir saya bercerita tentang Zianka, lalu bagaimana kabar Ziandra?

Alhamdulillah baik, sudah nggak ada acara mogok sekolah. Walau masih mogok ngaji di musollah kampung tapi masih rutin ngaji dan disimak ayahnya atau saya tiap usai magrib.

Seperti yang mungkin saya ceritakan, Ziandra ini tipenya pendiam. Kalau nggak dipancing cerita maka dia nggak akan banyak cerita. Jadi emaknya ini kudu kepoin terus anaknya.

Menjadi mereka.

Beberapa teman kirim email atau mungkin sekedar inbox di salah satu socmed, terkait dengan posting saya tentang Zianka dan A B C.

Sibuk.

Duh, jadi IRT apa sibuknya siiiih? Wong ya masih sempat baca, nonton drakor, ngeblog, dan bla bla bla.

Pernah dengar atau baca atau mungkin berpikiran seperti di atas?

Kalau saya, biasa ada orang bilang begitu langsung depan muka saya. Hahahahaha.

Zianka dan A B C

Ada apa antara Zianka dan A B C?

Sebenarnya ini merupakan postingan bentuk pengakuan dosa saya, hehehe. Karena bisa dikatakan saya sedikit terlena saat berhadapan dengan Zianka. Rasanya energi dan fokus nggak seperti waktu masih ngajar Ziandra dulu. Tapi, ya itu mungkin hanya perasaan saya aja, karena ya itu terlena saat saya merasa Zianka apa-apa kok bisa sendiri tanpa saya perlu banyak terjun langsung ngajari. Dia meniru masnya, dan alhamdulillah semua yang ditiru itu hal yang baik.

Tulis - Hapus - Batal nyetatus.

Siang tadi, seorang teman tiba-tiba nge ping saya di salah satu media social. Butuh curhat katanya, dan karena waktu itu saya emang lagi longgar ya sudah, ayo lah.

Sesi curhat dimulai dengan dia bagikan ke saya satu capture dari status orang lain yang entah siapa tentang lebih baiknya punya anak cewek lebih dulu dibandingkan anak laki-laki. Dari capture itu, saya sudah bisa menduga apa yang menjadi masalah buat dia, dan mengapa memilih saya sebagai tempat curhatnya.

Alasannya simple aja, karena kami sama-sama memiliki anak pertama berjenis kelamin laki-laki. Hahahaha.

Let It Go

Dulu, anak-anak ketika booming film Frozen  mereka belum terlalu suka, karena saya juga nggak langsung mengenalkan. Lagian waktu itu Zianka masih piyik belum terlalu ngerti cerita yang terlalu panjang, sedang Mas nya... ya masa' saya kenalkan cerita princess. Hehehe.

Rekapan Jan-Feb

Sudah masuk bulan ketiga aja ya tahun ini. Alhamdulillah, semua berjalan lancar... kalau ada yang tidak sesuai rencana, mungkin waktunya aja yang belum tepat. Seperti yang saya sempat post di bulan-bulan sebelumnya bahwa saya ikut dan mengadakan challenge, ya paling gak untuk diri sendiri.

Keep and Read Challenge dan Receh untuk Tontonan.

Timbunan.

Siapa di sini yang suka beli tupperware, walau dipake entah kapan... cuuung!! *angkat jari tinggi-tinggi* hahahaha.

Penimbun.., saya mungkin termasuk orang yang suka nimbun barang. Tapi barang yang saya maksud disini bukan barang bekas yang layak dihibahkan atau dibuang tapi masih dikekepin aja. Timbunan saya mungkin banyaknya beli barang yang BELUM diperlukan, tapi udah kepikir nanti pasti diperlukan... entah kapan.