Sekolah Dasar

Duuuuh, anak masih duduk di TK A kok sudah rempong milih SD sih??

Hahahaha, komentar itu kadang yang saya dapat dari teman yang saya mintai pendapat. Bukan karena apa, tapi karena saya dan suami belum benar-benar sepakat Ziandra mau masuk SD mana nantinya.

Kenapa mikirnya dari sekarang, bahkan anak masih duduk di TK A?

Kompetisi.

Saya, sangat setuju bahwa anak bukan ajang untuk kompetisi. Mengajarkan anak untuk mau ikut berpasrisipasi dalam ajang lomba, mengajarkan tentang menang dan kalah, mengajarkan bahwa hasil itu penentunya salah satunya adalah usaha kita. Itu mengajarkan kompetisi anak, secara sehat.

Tapi, tidak membuat anak menjadi satu ajang kompetisi. Saya pernah menulis tentang ini diawal tahun ini. Monggo kalo ada yang belum baca, di sini.

Arisan.

Duh, judulnya emak-emak banget nih ya. Hahaha. Tapi emang cuman emak-emak aja yang ngadain arisan??

Ya, itu pandangan saya dulu sih. Sekarang mah arisan banyak macemnya, dan yang ngadain gak cuman emak-emak. Tapi ya, saya baru rajin ikut arisan setelah menyandang status emak-emak. Mulai dari arisan RT, arisan orang tua paud, arisan buku. Beuh...

Emosi.

Masa anak-anak tentunya masa dia mengenal banyak hal, termasuk banyak emosi yang harus dia salurkan. Bahagia, sedih, tertarik, marah, jengkel, dan masih banyak lagi. Tentu tugasnya orang tua bukan menaham emosi itu, tapi bagaimana menyalurkannya.

Nonton bioskop.

Beberapa waktu lalu, saat membaca cuitan teman-teman, ada satu cuitan yang menarik perhatian saya. Seorang teman bercerita tentang pengalamannya mengajak anak nonton di bioskop. Yang berakhir, sang anak hanya bertahan 10 menit, dan setelahnya minta keluar. Entah karena apa.

Itu salah satu hal yang saya khawatirkan ketika terlintas keinginan mengajak anak-anak nonton di bioskop.

Belajar kalah.

Kalau mengalah mungkin bisa dikatakan lebih mudah diajarkan, terlebih kalau punya saudara dengan beda usia nggak terlalu jauh. Seperti duo krucil saya, hehehe. Belajar mengalah tentu nggak cuman untuk pihak kakak, tapi juga untuk adik. Nggak semua yang mas-nya pegang bisa dia ambil begitu saja, dengan alasan mas harus ngalah ke adik.

Beda dengan berbagi ya. Berbagi termasuk bentuk mengalah, tapi berbagi bisa jadi hanya dengan memberikan sebagian apa yang dimiliki. Sedang mengalah ini, benar-benar harus memberikan apa yang dimiliki.

Buku anak yang bagus.

Beberapa waktu yang lalu ada seorang teman menanyakan tentang rekomendasi buku anak yang bagus menurut saya, karena anaknya akan berulangtahun dan dia ingin memberi kado berupa buku. Jujur saya bingung, kalau dimintai rekomendasi buku.

Karena bagi saya nggak ada buku yang benar-benar jelek. Semua buku bagus, hanya mungkin soal selera, ya... Kalau ada kurang di sana sini masih wajar, kan?

Ke rumah tetangga.

Beberapa waktu lalu, tetangga sebelah, atau anak-anak manggilnya mbahuti kedatangan dua cucunya. Satu seumuran Zianka dan satunya lebih kecil 1tahun. Awal kedatangan sih biasa aja, main bareng cuman kalau sore itupun di jalan depan rumah.

Hingga, saya lupa gimana awalnya anak-anak, lebih tepatnya Zianka jadi sering main kerumah mbahuti. Awalnya sore doank, hingga akhirnya pagi juga, sampe siang.

Main di luar, atau ke rumah tetangga itu memang baik. Tetapi ketika berlebihan? Tentu donk yang berlebihan itu nggak baik.

Mama nggak sayang.

Tugas rutin saya sehari-hari adalah jemput Ziandra, kalau antar lebih sering diantar ayahnya sekarang. Itu permintaan Ziandra sendiri, walau sering juga dia minta saya ikut. Saya jarang banget jemput pas mepet waktunya, paling nggak 5 menit sebelum dia keluar saya sudah di sana, walau akhirnya saya musti nunggu dia mainan dulu sebelum beranjak pulang.

Saat menunggu itu tentu sudah ada beberapa ibu juga yang sedang menunggu anaknya, ada juga yang pengasuh anak. Karena tiap senin-jum'at selalu ketemu tentunya juga makin akrab dengan mereka. Bercerita tentang anak masing-masing tentu sering kami lakukan.

Review Buku: Is That You, Wolf?

Mau cerita tentang keseruan event Big Bad Wolf Books sepertinya udah basiiii banget ya. Secara acaranya udah kelar sebulan lalu. Tapi tetap pastinya ada yang tersisa dari acara itu, apalagi kalo bukan buku. Namanya juga basar bukuuu, jadi yang kebeli ya buku. Hahahaha

Karena saat event itu, mood baca saya lagi bener-bener anjlog apalagi untuk buku berbahasa Inggris, jadinya yang kebeli yaaaaa buku untuk anak-anak.

Karena saya belum pernah merasakan hebohnya event tersebut, jadinya saya gak membuka peluang untuk buka jasa penitipan. Lagian saya kesananya juga gak tiap hari. Eeeeeh, kok jadi ngelantur. Hahaha.

Kembali ke salah satu buku anak yang saya dapatkan. Berjudul Is That You, Wolf?

Bebersih dulu.

Hai... hai... Rasanya dah lama banget ya nggak update blog. Bukan karena nggak ada yang mau diceritakan sih, buanyaaaak malah. Apa lagi tentang duo bocah. Tapi karena satu dan lain hal jadi belom sempet update lagi. Hehehe.

Gimana kabar sahabat semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya...

Saya, alhamdulillah sehat dan terus berusaha untuk selalu bahagia.

Saya bersih-bersih dulu deh... blognya kelamaan ditinggal jadi banyak debunya. Semoga setelah ini bisa rajin lagi nulis juga blogwalking ya...

Cerita dari sekolah.

Ziandra sekarang sudah mulai banyak bercerita tentang ngapain aja dia di sekolah, dan beberapa ceritanya bisa dibilang buat saya terharu sekaligus kagum. Wah anakku dah besar yak, itu yang ada di benak saya.

Seperti hari ini, dia pulang membawa mainan. Mainan bukan sembarang mainan, karena untuk memperoleh mainan itu dia harus mengumpulkan lima bintang. Yup, ada semacam reward untuk murid yang telah melakukan sesuatu yang diinginkan oleh gurunya, baik diminta secara langsung atau tidak langsung.

 

Insiden kaos kaki.

Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, Ziandra dari awal sekolah nggak ada rewel sama sekali, nggak minta ditungguin, bahkan nyuruh saya langsung lanjut ke pasar atau langsung pulang setelah antar dia.

Ada Apa Dengan Cinta

Aaaaaak, akhirnya nonton film ini juga. Udah baca banyak banget review, dan nggak sedikit yang mengandung spoiler. Tapi ya, tetep ada rasa penasaran sih. Setelah beli dvd nya beberapa waktu lalu, baru sempet nonton kemarin. Awalnya sih niat nonton dari yang pertama, tapi karena ngawalinya sah malem, jadi ya urung deh.

Ada apa dengan cinta? #2

Pendengar yang baik.

Seseorang terkadang membutuhkan orang lain untuk mendengarkan keluh kesahnya, ya... yang dibutuhkan adalah seorang pendengar. Bukan seorang komentator. Gak mudah memang untuk menjadi pendengar yang baik, terlebih jika masalahnya itu lagi... itu lagi.Huehehehe.

Waktu yang tepat

Beberapa waktu lalu, ada kejadian yang buat saya cukup lucu. Anak-anak berebut. Lah, berebut kok lucu?

Pillow Talk

Kegiatan membaca dongeng sudah banyak berkurang sejak Ziandra bisa membaca sendiri, kadang mereka juga lebih asyik berceloteh membuat cerita imajinasi mereka sendiri. Tapi kegiatan yang paling sering kami lakukan, terlebih kalau sabtu minggu saat ayah di rumah adalah pillow talk, atau lebih tepatnya, tanya jawab.

Sarapan

Walau di sekolah Ziandra tiap hari disediakan makanan ringan untuk pagi hari dan makan nasi untuk siang hari namun saya tetap berusaha agar dia sarapan sebelum berangkat sekolah. Nggak perlu yang terlalu ribet nyiapinnya, juga nggak terlalu berat untuk dikonsumsi, kecuali request dari mas Ziandra sendiri.

 

Perfeksionis

Saya nggak tau apa aja ciri orang perfeksionis, hingga sempat seorang saudara bilang kalau saya ini sedikit banyak mendekati ke arah perfeksionis. Saya sih sempat heran, lah gimana mau perfeksionis coba, orang rumah aja jarang rapinya... kalau mengerjakan sesuatu emang sungguh-sungguh sih tapi kadang mood saya juga masih banyak ngaruh.

Kecipratan

Dulu, saat kuliah saya pernah bekerja sebagai guru private. Baik untuk anak SD SMP SMA. Datang dari satu rumah ke rumah yang lain. Saat itu yang saya paling tangkap dari peran guru private (dibandingkan dengan kalo les di bimbel) adalah sebagai teman belajar anak. Memberi kisi-kisi itu sekali dua kali aja, seringnya nemenin anak les ngerjain PR dan jelasin kalo dia belum aham penjelasan guru.

Kebiasaan

Membentuk sebuah kebiasaan pada anak itu susah susah gampang. Akan jadi gampang letika lingkungan mendukung. Seperti halnya toilet training. Butuh kesiapan dari semua pihak, baik anak itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Apakah siap dan mendukung?

Rasa

Teman-teman ada yang suka minuman manis?

Hmmm, dulu saya dan suami suka yang manis-manis. Tapi, entah sejak kapam, saya lupa tepatnya kami jadi kurang begitu suka minuman manis.

Gak sehat, tapi ngangenin.

Satu jenis makanan yang pastinya akan dibilang nggak sehat, tapi ngangenin banget kalo lama nggak menikmatin. Ngangeninnya seperti ngerasain makanan khas lebaran di tempat kita tinggal, yang bisa dibilang di masak hanya saat hari raya atau acara besar saja.

Walau mungkin masakan khas lebaran ini makes n kesini makin sering dibuat disaat bukan lebaran, entah kenapa kok rasanya agak beda dibanding disantap saat lebaran. Hehe.

Kok gak mau

Beberapa waktu lalu saudara sepupu Ziandra ada yang ke rumah eyang ti, yang notabene letaknya persis depan rumah kita. Usia hanya terpaut 3 bulan lebih muda dari Ziandra, dan tahun ini pun mulai masuk sekolah.

Bejibun

Post ini menjawab beberapa pertanyaan juga komentar yang masuk, entah itu ditanyakan langsung oleh teman melalui chat atau melalui inbox di socmed. Masih tentang Ziandra, dan kegiatannya saat ini.

Ada satu komentar, ya saya bilangnya komentar karena dia nggak bertanya apa-apa. Komentar itu masuk di chat saya sore kemarin. "Eh, jadi anak kamu itu kasihan ya... kegiatannya bejibun. Kecil-kecil dah disuruh baca-tulis-berhitung, belom ngaji, belom bahasa inggris." Dari komentar itu, saya tau dia pemerhati blog ini, karena saya cerita kalau Ziandra lagi senang bahasa inggris ya baru di blog ini. Hahahaha.

Webtoon

Sejak beberapa bulan lalu, mood baca saya emang bener-bener anjlog. Walau masih bisa menyelesaikan baca beberapa buku, tapi tetap saja waktu yang dibutuhkan terbilang lama. Seperti saat menyelesaikan baca buku Ika Natassa yang baru, butuh waktu dua minggu lebih. Hahaha biasanya dua tiga hari mah kelaaaar.

 

Bahasa Inggris

Saya dari sejak mengandung Ziandra sudah memutuskan dengan suami untuk hanya menggunakan bahasa Indonesia . Tidak ada bahasa Inggris, juga bahasa Jawa. Walau kadang diprotes oleh bapak ibu, karena nggak ngajari bahasa jawa, minimal saat memanggil dengan menggunakan sampeyan, atau menjawab dengan menggunakan inggih.

Jadi bahasa yang digunakan ya bahasa Indonesia pada umumnya. 

Hafalan

Dulu, sewaktu Ziandra mulai bisa bicara saya mulai intens ajarkan dia doa-doa dan surat-surat pendek. Walau sebelum dia bisa bicarapun saya selalu coba perdengarkan. Sebelum masuk TK dia sudah hafal beberapa doa. Sempat mandek belajar surat pendek dan doa-doa sehari-hari karena ditempat ya ngaji teman-temannya sedang menghafal surat yasin dan dia tertarik untuk ikutan. 

Lalu, saat mulai sekolah ini banyak hal baru yang terjadi.

Pilihan

Saat ini sepertinya lagi hangat dibicarakan tentang full day school. Pro dan kontra pastinya. Saya, agak lucu kalau mau kontra, hahaha... lah mau kotra piye, wong dulu saya sekolahnya full day dari SD sampe SMA, dan sekarang Ziandra yang masih TK A ajah juga full day. 

Tapi, apa saya sepenuhnya pro?

'Diusir'

Sudah dua minggu lebih mas Ziandra sekolah di TK. Selama akhir Juli, awal masuknya diisi dengan kegiatan MOS, seperti yang saya tulis sebelumnya. Nggak ada yang aneh-aneh, dari cerita Ziandra bisa dikatakan ini ajang perkenalan siswa dengan semua guru dan semua temannya. Juga ajang guru memilah kemampuan anak guna pengelompokan dalam kelas.

MOS di TK

Seperti yang pernah saya tulis di post sebelumnya, jika Mas Ziandra sudah masuk TK, dan sejak dua mingguan lalu sudah mulai masuk dan kegiatan pertama yang ditulis dalam edaran yang diberikan saat pengambilan seragam sebelumnya adalah MOS.

Bukan hanya teman-teman saya, lah wong saya sendiri sempat heran. TK ada MOS? Ngapain aja tuh.

Anak adalah investasi.

Pernah dengar, atau baca kalimat judul di atas?

Saya beberapa hari lalu, membaca dan mendengar kalimat itu. Membaca disalah satu share status oleh teman saya dan mendengar juga dari teman saya lainnya disebuah percakapan. Semua itu berkaitan dengan pemilihan sekolah anak.

Abon Tuna.

Saya sebenarnya jarang ada stok makanan, terutama sayur dan ikan. Tapi sejak duo bocah, terutama si kecil berusia dua tahun dan mulai makan seperti layaknya masakan yang biasa dimakan orang dewasa mau tidak mau saya mulai nyetok makanan. Entah itu sayuran, atau frozen food.

Sayuran yang paling sering saya beli tiap 2-3 hari sekali adalah wortel. Sedang yang selalu ada,selain telur pastinya saya juga mulai nyetok frozen food macam nugget dan sosis. Kalau untuk ikan saya nggak berani nyimpan lama, malah selalu mengusahakan fress, beli hari itu dimasak hari itu. Selain ikan asin sih, hehe.

Calistung adalah pilihan.

Sepertinya pembahasan tentang perlu nggak nya calistung diajarkan pada anak sebelum tujuh tahun begitu pro kontra. Sampai saya memasukkannya dalam satu bahasan yang sebaiknya tidak ditanyakan pada orang lain, seperti halnya asi sufor, normal operasi, ibu rumah tangga atau bekerja. Yup, bahasan ini jadi sedikit sensitif bagi sebagian orang. Hehehe.

Maap, fotonya gak sinkron ama tulisan hahaha

Kado

Siapa sih yang gak suka dapet kado, hehehe. Posting tentang kado ini terinspirasi karena hari ini suami sedang berulang tahun. Saya dan suami nggak biasa saling kasih kado, kenapa? Karena endingnya jadi kaya' tukeran kado, lah ulang tahunnya cuman beda dua hari. Kami biasanya makan di luar, di salah satu resto deket rumah yang memang kami khususkan makan disitu hanya untuk moment tertentu.

Kembali ke kado.

 

Hari kedua Mas sekolah : cerita Adik.

Okee... sepertinya beberapa hari kedepan bakal posting mulu tentang anak-anak dan masa sekolahnya, hehehe. Moga gak bosen ya, karena saya pengen simpan moment ini nggak sekedar hanya diingatan. Siapa tau besok-besok ketika mereka besar merek bisa baca sendiri tulisan ini. Hahaha.

Sebelum saya ceritakan tentang mos di TK Mas Ziandra, saya mau cerita dulu yang sudah dilalui sebagai lanjutan posting kemarin. Agak nelat sehari tiap posting ya soalnya saya buat posting terjadwal hehehe.

Memulai sekolah.

Jika kebanyakan anak memulai sekolah Senin lalu,Mas Ziandra memulai sekolah di TK baru hari Rabu kemarin. Diedaran yang diberikan sebelum sekolah dimulai disebutkan bahwa Rabu sampai Jum'at dan lanjut Senin depan sampai Jum'at depan adalah jadwal untuk mos. Huwaaaaaa Tk wes ada mos segala. Tanggapan itu yang selalu saya terima saat ditanya tentang hari pertama Mas Ziandra mulai sekolah.

Yang lagi ogah difoto.

Kemampuan anak beda-beda

Pernah denger kalimat yang jadi judul ini? Ya, pasti sering doooonk, kalimat ini bisa jadi pendamping kalimat 'membesarkan anak bukan merupakan kompetisi'. Yup, dan saya setuju banget dengan kalimat tersebut.

Tapi, saat obrolan beberapa saat lalu dengan suami ternyata kalimat itu ada kekurangan, atau lebih tepatnya jadi kurang pass dikondisi tertentu. Terlebih dengan sistem pengajaran anak di Indonesia pada umumnya.

Sekolah.

Kemarin dan mungkin untuk beberapa hari kedepan euforia anak masuk sekolah untuk pertama kali setelah libur panjang, atau memang yang baru saja mulai sekolah akan banyak ditemui. Entah itu di status BBM, status di berbagai media social bahkan dipercakapan dalam sebuah grup. Terlebih sekarang oemerintah mengeluarkan himbauan 'tak mengapa telat masuk kantor dengan alasan mengantar anak sekolah.

  

Mengajak anak ke Masjid.

Ramadhan mungkin jadi salah satu saat yang tepat untuk mulai mengajak anak ke Masjid. Walau mengenalkan masjid tak perlu menunggu saat ramadhan, tapi selama ramadhan ini masjid jadi tempat yang ramah anak.

Mungkin sudah banyak diketahui bahwa beberapa masjid menjadi kurang ramah anak karena dianggap anak akan mengganggu kekhusyukan sholat.

Suka baca.

Saya kadang suka aneh sendiri, saat ada yang tanya atau komentar 'enak ya, punya anak yang seneng baca, turunan sih ya' atau 'aku nih paling males baca, nggak kaya' kamu. jadi ya wajar sih anakku gak seneng baca'.

Ya, saya kadang masih saja mengerutkan kening kalau ada yang nyelatuk atau berkomentar seperti itu. Karena bagi saya, gemar baca itu bukan masalah keturunan.

Masih kecil.

Akhir-akhir ini adik sering kali beralasan, aku kan masih kecil. Huft, antara lucu tapi juga PR buat saya. Saya sudah mulai meninggalkan alasan itu saat melarang anak-anak melakukan sesuatu. Kalau melarang alasannya harus jelas dan menghindari kalimat, kamu kan masih kecil. Sudah lama sih, saya tinggalkan kalimat itu.

Lupa

'Hai...,' sapa Amel sambil menepuk bahuku, sesaat sebelum dia duduk di hadapanku.

Sedikit kaget aku rasakan, karena saat dia datang aku sedang asyik dengan lamunku.

'Ngelamun apa, sampe kaget gitu?' Ah, ternyata dia menyadarinya juga.

Selamat Hari Raya

Sepertinya sejak seminggu sebelum hari raya idulfitri saya sudah nggak menyentuh blog, kecuali sekedar cek peserta GA di blog bacaan saya. Ada beberapa hal yang ingin saya tuliskan, tapi masih mengendap di otak, entah kenapa serasa belum mood menuliskan di blog. Beberapa hal terkait dengan parenting, sebagian lain tentang ramadhan. Ya, acak lah seperti biasa.

Tapi sebelum akhirnya menuangkan segala hal tersebut, dalam post ini saya ingin mengucapkan...

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Semoga segala amal dan ibadah kita dibulan yang lalu diterima dan di ridhoi Allah.
Dan semoga kita dipertemukan lagi dengan ramadhan di tahun depan. (Amiiiin)

nJajan.

Ramadhan sudah mendekati akhir, dan Hari Raya sudah mulai mendekat. Sedih sekaligus bahagia pasti dirasakan. Keinginan agar bulan penuh rahmat ini tak segera berakhir, tetapi sekaligus nggak sabar untuk berkumpul dengan keluarga dan saling bersilahturahmi.

GiveAway

Setelah beberapa saat lalu, saat main di blog Anyin, dia sedang ngepost tentang serba serbi GiveAway. Selama saya ngeblog saya paling sering adakan Giveaway itu di blog buku saya. Salah satu alasannya karena ada sponsor yang bersedia menyediakan hadiah. Hahaha, ora bondo yak.

Pola Asuh

Saya akhir-akhir ini suka baca buku dengan tema keluarga, itu kalo novel. Sedangkan buku non fiksi saya suka tema parenting. Walau nggak semua buku akhirnya selesai saya baca, tapi buku tentang parenting bagi saya cukup menarik, dibanding buku non fiksi lain.

Nasihat

Orang tua, menasihati anaknya mungkin adalah hal yang biasa. Atau kakak yang menasihati adiknya, juga hal yang lumrah. Walau kalau mbayangin, eh lihat sendiri gimana Ziandra nasihatin adik Zianka bakalan buat nahan ketawa. Hahahaha.

Ya, lucu aja gimana anak usia belum genap 5tahun kmenasihati anak usia 3tahun. Gayanya udah kaya' "pokok mas lebih tau dari adik deh".

Tapi, anehnya kadang duo bocah itu ngobrol dan saling nyambung. Sedang disaat tertentu sayanya nggak ngerti apa yang mereka obrolin. Hahaha.

Tanaman

Saya selalu suka jika ada yang share tantang bercocok tanam di muka buku. Tertarik untuk ikut mencoba tapi terhalang dengan pencarian benih lah, gimana cara tanam, dan yang pasti harus berhadapan dengan musuh bebuyutan, rasa malas. Hahaha.

Buku

Akh, akhir-akhir ini mood baca saya benar-benar anjlog. Tak sebanding dengan mood beli bukunya, hahaha. Penyakit lama mah ini. Salah satu yang bisa memaksa saya untuk membaca adalah mendapat buku gratisan entah itu dari penulis atau penerbit. Ya, karena mau nggak mau ada tanggung jawab disitu.

Pinjam Meminjam

Tinggal dengan dua bocah yang masih balita tentunya banyak cerita lucu yang ada aja tiap harinya. Tentang tingkah mereka, celotehan mereka, atau bertengkarnya mereka. Mulai dari yang buat emaknya senyum-senyum sendiri, nahan tawa, nahan marah sampe yang bisa buat emaknya latihan seriosa. Hahaha.

Drama Korea

Sebenernya dah sejak duluuuu banget suka drama korea. Mulai booming secret garden, walaupun itu bukan drama korea sik ya... tapi entah kenapa kalo mengingat awal drama korea ya serial itu, hahaha. Sebenernya ada satu lagi, serial yang tokoh utamanya namanya sama seperti salah satu pembalap dunia, tapi aku lupa judulnya. Huhuhu.

Berbagai sudut pandang.

Sekarang ini, sepertinya makin susah melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Seperti halnya yang saya bahas di post sebelumnya, ketika kita berpendapat kemudian ada yang mungkin salah dari pendapat kita atau mungkin ada yang tak sependapat akan rawan adanya bully. Wong sesuatu yang benar aja masih sering dibully kok, apalagi yang salah.

Jadinya, kok rasanya semua hal itu kebanyakan hanya dilihat dari satu sudut pandang saja. Sudut pandang mayoritas. Hehe, itu sebutan saya sih.

Berbuka di mol

Kebiasaan saya dan keluarga kecil saya, kalau weekend entah itu sabtu atau minggu pasti jalan-jalan. Paling sering sih nge-mol. Nah, saat awal puasa kemarin saya sama suami sepakat, nggak apa pas puasa tet ngemol, tinggal atur waktunya aja.

Tersentil

Semakin berkembangnya sosial media, semakin mudah diaksesnya sosial media seperti hal lainnya pasti membawa dampak yang baik tapi juga nggak ketinggalan yang buruk. Ya, emang gitu adanya... selalu ada dua sisi disetiap apa.

Takjil

Beberapa waktu lalu sempat saya tercenung saat sedang baca-baca cuitan. Saat itu saya baca salah satu cuitan tentang seseorang yang memberikan info di masjid mana yang takjil-nya enak. Saya yang dari dulu tidak pernah mencoba taraweh dari masjid ke masjid cukup heran ketika membaca cuitan itu. Cuitan yang diperuntukkan mereka yang berburu takjil.

Mie

Jika dulu di Malang, saya hunting mie pastinya mie ayam. Karena di Malang lebih banyak orang yang berjualan pangsit mie. Sampai akhirnya saya menetap di Surabaya. Gantian deh yang di cari adalah pangsit mie, karena di sini rata-rata jualan mie ayam.

Puasa

Saya tentunya tidak punya pengalaman puasa ketika kecil, karena saya baru memeluk agama islam itu ketika SMA. Dan ketika awal menjalani puasa walau mungkin juga terasa berat, tetapi tentu tak seberat ketika seorang anak kecil belajar puasa. Memperbanyak aktifitas tapi yang tidak sampai membuat kelelahan, itu yang saya lakukan dulu.

Hingga akhirnya ketika kuliah mulai tidak lagi padat saya sering ngabuburit di masjid, bukan masjid dekat rumah tetapi di masjid tengah kota. Tak ada alasan khusus saya memilih masjid itu. 

Dulu, hal yang paling kurang mengenakkan mungkin adalah saat-saat sahur. Walau ada yang membangunkan, tetapi tetap saja saya harus sahur sendirian. Awalnya mungkin nggak enak, tapi karena sudah terbiasa jadinya ya... biasa saja. Sering diisi dengan chatting bareng beberapa kelompok teman, jadi ya tak terasa begitu sepi.

Me, My Mom, and My Sister

Jum'at kemarin akhirnya saya bisa ke Malang, setelah perencanaan di minggu-minggu sebelumnya selalu saja ada halangan sehingga tertunda. KeMalang jarang bisa lama, karena suami yang memang liburnya terbatas dan cuti sudah direncanakan untuk apa saja jadinya saya ngikut aja, yang penting masih bisa sambang mami. Kok nggak bertiga aja sama anak-anak?

Entah kenapa, anak-anak takut sama oma (juga opa-nya dulu). Terakhir kami kesana sepertinya ada kesalahan yang saya buat dengan memaksa mereka untuk tidak takut, jadinya seperti trauma. Memang sih mereka jarang berinteraksi dengan orang yang sudah sangat sepuh. Iya, mami dan papi saya usianya hampir sama dengan nenek kakek dari suami. 😬

Dikasih penjelasan model apa saja sudah sangat susah.

Me Time

Kalau dulu di tanya me time, jawabannya ya jalan-jalan sendiri entah kemana sendiri. Entah itu sekedar ngelilingi toko buku, atau nyantai di perpustakaan, atau sekedar ke fast food dan makan sendiri di sana. Intinya sendiri.

Sia-sia

Menanggapi setiap komentar orang tentang apa yang kita jalani itu bisa dikatakan sedikit buang waktu juga tenaga. Bukan komentar yang masuk di postingan blog loh, tapi komentar orang sekitar tentang hidup kita.

Ada yang memang perlu ditanggapi, untuk menghindari salah paham. Tapi ada juga yang lebih baik nggak usah ditanggapi, karena ujungnya akan sia-sia.

Gembok

Beberapa socmed milik saya, ada beberapa yang saya gembok. Salah satunya adalah IG.

Seorang temen sempet bertanya, kenapa kok digembok segala?

Pengennya sih jawab, suka-suka hati ngana donk... Hahaha, tapi nggak pah kalo njawabnya gitu. Dari awal untuk IG memang saya setting digembok, karena biasanya orang paling nyinyir tuh dipostingan foto. Lah IG kan isinya foto semua, jadi males deh kalo dibuka gembok kemudian ada orang yang entah siapa nyinyir. Sekali-sekali pengen punya socmed yang lempeng-lempeng aja.

Baca komik.

Sudah cukup lama sepertinya saya nggak baca komik. Punya koleksi komik lawas, seperti candy-candy dan beberapa seri mari chan. Tapi juga sudah jarang dibuka terlebih sekarang ditarohnya dikardus hahahaha.

Eh, bentar sepertinya kalau dibilang lama nggak baca komik salah juga sih karena saya kadang juga ngikuti webtoon dan juga seri komik terbaru Cat & Dog. Saya sempet review buku pertamanya di bacaaninge. Tapi yang lama itu komiknya m&c hehehe.

Guru.

Kalau lagi ngomongin guru, apa yang kalian ingat?

Guru paling ramah... guru killer... atau apa?

Kalau saya, ngomongin guru yang paling saya ingat adalah guru matematika saat saya SMP dan SMA. Entah kenapa kok guru matematika saja terkenal killer. Takt mas diajar oleh mereka, pastinya. Tapi entah kenapa nggak membuat saya trauma atau jadi nggak suka sama pelajaran matematika. Jatuh cinta malah, sampe akhirnya kuliah ambil jurusan matematika. Hahaha.

Ketika malas

Ketika ada beberapa hal yang mengganggu pikiran saya terlebih mengganjal di hati saya, biasanya berujung pada rasa malas. Yup, malas melakukan apapun. Tapi setelah punya anak, ada bagian yang pastinya harus dilawan yaitu jagain mereka dan masakin mereka. Semalas apapun saya dua hal itu akan tetap saya lakukan. Walau rumah mertua dekat, saya tidak pernah menitipkan mereka. Kalau masakin setidaknya kalau endingnya beli makan diluar itu tidak boleh lebih dari dua kali dalam seminggu.

to good to be true

Beberapa waktu lalu saya sempet dibuat ngakak (lagi) saat keinget sama status lama PakDe Cholik salah satu senior blogger di muka buku milik beliau.

Lihat walikota ganteng ternganga.
Lihat polisi ganteng terkesima.
Lihat tukang ojek ganteng terpana.
Lihat pemain sepak bola ganteng terpesona.
Bojomu piye sih rupane?

Nonton film

Kemarin ini akhirnya nonton film-film yang selama ini dibeli tapi dianggurin karena mood nonton lagi kabur. Hehe. Kesempatan saya nonton film cuman malem, ketika anak-anak sudah tidur sedangkan suami belum pulang. Kalau suami sudah pulang kadang nonton film bareng, tapi ya gitu yang ditonton film sukaannya suami. Kadang kalau saya nggak suka ya saya tinggal baca buku atau ngorok duluan.

Asuransi

Kalau denger kata asuransi jadi inget dulu waktu awal-awal nyari kerja dan nyantol jadi sales asuransi. Keinget terus karena itu pengalaman kerja pertama dan cuman bertahan selama 2 bulan, hahaha. Alasannya, ah biar saya aja yang tau. Eh juga suami sih. Mungkin nanti juga anak-anak, hahaha.

Kemarin saat mampir blog anyin, sedang bahas masalah pemilihan polis asuransi. Dan ya, saya setuju dengan apa yang ditulis anyin. Jadi saya di sini nggak kasih langah-langkah pilih asuransi lagi, kalau mau tau kunjungi aja blog anyin, di sini.

Utak atik.

Beberapa minggu yang lalu, saya tiba-tiba pengen banget utak atik blog. Pengen punya blog yang tampilannya nggak gitu-gitu aja. Sebenernya udah dari dulu sih pengennya, cuman kalau dulu terbentur males, ha ha ha, jadinya ya nggak kelakon.

Males nyari tutorialnya, males misal ada salah-salah dan kemudian ngulang lagi dari awal. Duh, rasanya nggak ada waktu banget, apalagi saat anak-anak lagi nggak tidur maka kesempatan buka laptop itu masuk hitungan hampir mustahil.

Percaya sama anak.

Beberapa teman bertanya, gimana cara agar anak bisa mandiri. Mandirinya anak-anak tentu baru sampai tahapan seperti merapikan mainan, cuci tangan sendiri, sampai mandi dan berpakaian sendiri

Ziandra sejak usia 3 tahun sudah mulai bisa merapikan mainan sendiri, ikut membantu merapikan tempat tidurnya. Untuk berpakaian dia baru tahap belajar melepas baju sendiri dan mengancingkan baju, untuk memakai sendiri baru tahap menggunakan celana saja. 

Pindahan (lagi)

Akhirnya, sejak awal Desember 2015 kemarin, status sebagai kontraktor (pengontrak rumah) bisa ditanggalkan. Sepertinya saya pernah cerita tentang masalah kontrakan saya yang dulu. Saya rasa ini adalah salah satu buah manis dari masalah saat itu.

Walau memang nggak langsung bisa tinggal ditempat yang sekarang, tapi rasanya lega banget saat akhirnya tak lagi mikir tentang uang yang harus disetor tiap tahun untuk memperpanjang kotrakan. Walau awalnya bingung, dan solusi yang didapat bisa dibilang dadakan akhirnya bisa melewati masalah itu juga.

Kegiatan baru.

Mas Ziandra sekarang ini punya kegiatan baru. Membaca buku cerita. Sejak pindah rumah, saya sedikit mengurangi nonton TV. Jika sebelumnya saat di rumah mertua ketika TV di kamar saya matikan, maka anak-anak ngeloyor pergi ke tempat kung uti-nya.

Memasak.

Buat saya, kadang memasak itu tergantung mood juga. Jadi ada kalanya saya rajin banget, jadinya sehari bisa masak dua kali untuk menu pagi dan siang sendiri sedang untuk malam menu yang berbeda. Tapi kalau lagi malsnya kumat, seringnya sih akhirnya nggak masak. Beli jadi ajah.

Semut kecilku.

Kemarin Sabtu, 26 Maret, akhirnya waktu yang ditunggu anak-anak datang juga. Waktunya menampilkan apa yang selama ini mereka pelajari. Latihan hampir setiap hari dalam 2 minggu terakhir. Mas Ziandra menampilkan gerak dan lagu, membawakan lagu tentang Gajah. Lagu anak-anak loh, bukan lagunya Tulus hehehe. Sedang adik menarikan tari semut.

Obat-obatan.

Beberapa waktu lalu di salah satu grup WA saya lagi ngebahas tentang anak-anak yang sepertinya sakitnya janjian. Hahahaha, ya nggak mungkin lah ya janjian tapi karena musim yang lagi gak bersahabat, dimana hujan dan panas sepertinya sering galau datengnya gantian dalam satu hari jadinya kondisi anak sedikit terpengaruh.

Lagu GusDur

Ada hal yang saya suka ketika menunggu waktu subuh dan magrib. Saat masjid dekat rumah memutar "lagu GusDur". Orang mungkin lebih mengenal dengan sebutan "Lagu GusDur", namun jika dicoba cari di google dengan keyword "lagu GusDur" maka lagu tersebut berjudul "Syiir tanpo waton" dan ternyata penyanyinya bukanlah GusDur, hehe.

Lagu tersebut buat saya entah kenapa membawa ketenangan tersendiri. Belum lagi liriknya yang sarat makna.

Gadget

Beberapa waktu lalu ada status seorang teman di FB yang cukup membuat miris. Terkait dengan gatget dan anak-anak. Di post tersebut dia bercerita tentang sebuah percakapan yang menunjukkan anak SD yang sudah paham betul bagaimana download sesuatu dari smartphone-nya. Dan yang bikin miris adalah yang dibicarakan bukan tentang download game atau video film kartun, tetapi bokep!!

Belajar sambil bernyanyi

Metode belajar sambil bernyanyi adalah metode yangbanyak diterapkan di PAUD maupun TK. Murid mungkin tanpa sadar behwa dia sebenarnya sedang belajar.

Seperti lagu umum saja, "2 mata saya, hidung saya 1, 2 kaki saya pakai sepatu baru".  Lagu tersebut sebagai media pengenalan anggota tubuh. Banyak lagu-lagu paud yang memang menyenangkan dan anak pasti suka terlebih ada gerakan-gerakan tubuh mengikuti.

Latihan nari.

Zianka ini kalau saya lihat sedikit lebih berani tampil dibanding masnya. Walau sekarang masnya kalau udah dikasih tau bakal naik panggung mulai antusias.

Beberapa kali saya mendapati Zianka, naik di dingklik kemudian bergaya nyanyi. Lagu apapun bahkan sampai menggubah lagu sendiri. Atau sekali waktu pernah ketika masnya asyik main sepedaan di luar rumah, eh dia berdiri ditengah jalan sambil bergaya dan nyanyi lagu. Kalau ada orang yang lewat, dia berhenti sejanak terus senyum malu-malu. Endel kalo kata ayahnya. Hahahaha.

Nasi Pecel

Beberapa hari lalu akhirnya bisa menuntaskan rasa penasaran akan satu warung pecel di daerah manukan. Yup, daerah sekitar rumah, tapi sejak saya tinggal di sini belum pernah sekalipun mencoba. 

Tau tentang warung ini pun dari salah satu akun twitter, yang pemiliknya adalah orang surabaya namun sekarang sedang merantau ke Jakarta. Sekli waktu sempat berbalas twit dan beliau menyebutkan tentang Pecel Mbak Sumi. Penasaran dooooonk, akhirnya tanya ke suami dan cuman ditunjukin tempatnya tapi nggak diampirin. Alesannya waktu itu, lagi nggak pengen makan pecel.

Ya wes lah ya... Hingga akhirnya kemarin saat suami ngajak beli pecel saya langsung todong untuk beli di warung itu.

Bahagia itu, sederhana.

Tuding diri sendiri

# Mau ngurangi penggunaan kresek kok cuma dikasih harga 200 perak mana ada artinya?

## Mungkin buat lo gak berarti, tapi buat yang peduli lingkungan itu bisa jadi langkah awal. 

# Halah, buat orang bebal mah itu sia-sia

## Iye, seperti gue sama lo... Udah tau buat dapetin 1 buku tuh butuh berapa pohon musti ditebang masiiiiih aja sukanya beli buku trus ditimbun. *huft

Perpustakaan.

Perpustakaan, adalah satu tempat yang sudah sering saya kunjungi sejak masih duduk di sekolah dasar. Perpustakaan kala itu buat saya adalah tempat layaknya surga. Sejak SD saya suka baca, namun fasilitas di rumah tidak mendukung, sedangkan perpustakaan sekolah memiliki koleksi yang buat saya betah berlama-lama di perpustakaan.

Tentunya tidak ujug-ujug begitu SD saya suka perpustakaan, tetapi karena sekolah saya dulu punya jam khusus layaknya jam pelajaran yang mewajibkan murid satu kelas untuk ke perpustakaan. Sempat dibuat mupeeeeng berat dengan buku-buku perpustakaan. Seperti serial Tini, ensiklopedia disney yang gambarnya pastinya menarik buat anak-anak.

Review : Kill Me Heal Me

Kepribadian ganda, mungkin kita sudah sering dengar atau tau tentang hal itu. Tapi sebanyak apa kepribadian yang dimiliki? Selama ini, kalau saya mungkin hanya tau jika kepribadian ganda itu ya seseorang memiliki dua kepribadian yang berbeda dalam satu tubuh. Dimana saat salah satu kepribadiannya muncul maka ia tidak mengingat apa yang telah dilakukan oleh kepribadian yang lainnya.

Namun bagaimana jika seseorang memiliki kepribadian lebih dari dua?

Langsung praktik

Dalam hal ngajari anak-anak, bagi saya ada banyak hal yang lebih baik diajarkan dengan cara langsung praktik. Mungkin seperti mengenalkan buku... walau bisa dikatakan tak sengaja juga. Saya yang suka membaca buku dan tetap melakukannya di depan anak-anak sejak mereka kecil mungkin menjadi salah satu sebab anak-anak saya suka buku.

Emak tepar.

Terkadang sebagai ibu, saat anak kita sakit terucap kalimat "duh, mending Ibu aja yang sakit Nak."

Wajar sih kalimat seperti itu tercetus, karena kita pastinya gak akan tega melihat anak kesakitan. Tapi ketika beberapa hari yang lalu anak-anak saya sakit dan disusul sayapun sakit, ah... Jadi berpikir ulang tentang kalimat itu.

Mewarnai

Sekarang ini sepertinya mewarnai tidak lagi identik dengan anak-anak. Karena maraknya buku coloring for adult. Yang konon katanya anti stress, hehe.

MPASI

Beberapa waktu lalu ketika saya post tentang pola makan anak-anak yang alhamdulliah tidak termasuk dalam anak yang terlalu pemilih dalam hal makanan, anyin menuliskan komentarnya yang kurang lebih meminta saya berbagi resep MPASI.

Jujur saya bingung,au share resep apa, hahaha. Karena bisa dibilang saatsaya memberikan MPASI untuk anak-anak ya tanpa resep.

Antri dan Mengalah

Beberapa waktu lalu ada hal lucu terjadi ketika saya sedang ke indomart dengan anak-anak. Ketika mereka sudah memilih jajan yang mereka inginkan kita pun berjalan menuju kasir, namun ada beberapa pengunjung juga yang sedang antri di kasir. Entah kenapa kalau di indomart selalu aja posisi antrian acak adut, tidak dalam satu barisan, kecuali kalau antriannya lumayan panjang.

Anak-anak sudah mau maju kedepan kasir aja, ya gampang toh karena mereka kecil nyempit sana sini bisa nyampe depan hehehe. Tapi kemudian saya panggil mereka, saya ajak antri. Karena posisi berdiri yang tidak dalam satu baris jadi saya cuman mikir setelah orang-orang yang di depan saya selesai berarti giliran saya, kalau ada orang baru datang dia antriannya setelah saya.

Masa lalu

Semalam, karena nggak bisa tidur tapi malas untuk nonton dvd ataupun membaca novel saya akhirnya utak atik HP dan berujung dengan baca blog lama (cyberdreambox) yang saya private. Membaca tulisan-tulisan lama itu saya menyadari bahwa gaya tulisan saya banyaaaaak berubah. Sepertinya dulu saya begitu ceplas ceplos, begitu terbukaaaaa... Walau banyak hal saya tuliskan secara tersirat saja.

Baju anak.

Saat memilih baju anak, hal yang paling utama menjadi patokan saat memilih adalah kenyamanan. Setelahnya, baru harga sih kalau saya hehehe. Soalnya baju anak-anak sekarang bisa sama atau bahkan lebih mahal dari baju emaknya. Huhuhu.

Kalau anak cowok, baju pasti hanya berkisar pada celana dan kaos atau kemeja. Untuk anak cewek tentu lebih bervariasi. Tapi entah ya, untuk anak cewek saya kebanyakan juga celana dan kaos plus hijab. Duh, bukan maksud jadiin anak tomboy sejak kecil tapi saya kok kurang suka makein anak say rok mini yak... Pengen makein rok panjang tapi kok kalo jalan-jalan dianya malah berasa gak bebas karena tingkah anak perempuan saya lebih aduhai daripada Masnya.

Untuk baju ngaji dia punya beberapa gamis, tapi kadang juga pake kaos tapi lengan panjang dan gambar karakter anak muslim.

Segiempat

Rasanya saya sudah lama tidak menggunakan hijab dengan model segiempat. Rasanya sudah begitu nyaman menggunakan hijab bergo, bahkan saya tidak tambahkan aksesoris apapun. Awal saya lebih memilih jilbab bergo adalah sejak memiliki anak kedua. Ketika anak pertama saya bahkan masih suka pake hijab model phasmina. Karena kalau jalan-jalan anak kalaupun harus gendong ada suami yang siap sedia ngegendong, sedang kalau menyusui ada apron untuk menutupi.

Sedang ketika punya anak kedua, gendongin anaknya sudah satu-satu, suami gendong yang besar sedang saya yang kecil. Jadinyaberasa ribet sendiri. Akhirnya mulai deh menggunakan hijab bergo, terkadang hijab segiempat yang ukurannya besar. Makin kesini, makin suka dengan hijab bergo karena praktis, terlebih untuk yang ukurannya besar atau syar'i benar-benar membuat saya nyaman, tidak bingung menutup bagian tubuh yang kadang kalau menggunakan hijab biasa suka nggak sengaja keumbar. Terlebih ketika memiliki anak kedua beberapa ukuran tubuh membesar secara signifikan, rasanya nggak akan nggak keumbar kalau pakai hijab ukuran biasa. Risih.

  

Si Krucil yang Pinter Njawab.

Dulu, saat Ziandra seusia dengan Zianka bisa digolngkan sebagai anak pendiam. Sepertinya dia bukan tipe yang bertanya, tetapi mengamati. Terkadang, tanpa bertanya dia bisa melakukan sesuatu tanpa pernah saya ajari. 

Selain itu, kalau Ziandra diberitahu, atau diminta sesuatu termasuk yang penurut sekali.

Bagaimana dengan adiknya?

Review : Oh My Ghost

Sejak nonton serial korea berjudul "Master Sun's" saya beberapa kali cari film dengan genre mirip dengan serial tersebut. Berbau hantu tetapi nggak horror. Nah loh, gimana tuh... hantu tapi nggak horror. Hehe.

Setelah terselingi beberapa serial drama yang lain akhirnya saya menemukan satu serial dengan "tema" mirip Master's Sun. Saya nggak terlalu banyak cari tau tentang serial ini, hanya tau bahwa film ini ada tentang hantu tetapi nggak serem.

Pemilih

Duo bocah saya ini kalau masalah makan alhamdulillah nggak terlalu ada masalah. Kalau dibilang pemilih juga tidak terlalu hanya masalah selera saja. Mas Ziandra penyuka gurih dari pada manis, walau tidak berarti yang manis-manis ditolak. Kalau Adik Zianka justru sebaliknya.

Tapi makannya anak-anak ini juga tergantung mood. Ziandra sering menolak kalau ditawari buah, tetapi misal ada buah nganggur di kulkas tiba-tiba abis aja, hehehe. Kadang ini yang membuat orang langsung judgement kalau Ziandra termasuk tipe pemilih.

Terpengaruh

Dulu, yang saya pikir pengaruh lingkungan pada anak itu hanya sebatas sampai anak meniru. Seperti kosa kata yang kadang kita merasa nggak pernah ajar kan eh tiba-tiba anak udah tau aja.

Ada hal yang buat saya baru dan masih belum pasti hanya kemungkinan saja.

Ziandra dan Zianka kalau masalah rebutan masih terjadi tapi mereka sudah cukup mengenal tentang berbagi. Rebutan pun hanya menjadi sebuah fase dimana mereka akhirnya mengenal apa itu berbagi dan mengalah.

Tapi kemudian ada satu hal terjadi.

Zianka tiba-tiba menjadi begitu pelit. Dia nggak mau berbagi bahkan untuk barang yang ada ditangannya ada dua. Bahkan dia sampai menangis karena dipaksa untuk berbagi. Dan itu hanya ketika saya atau ayahnya memberikan barang itu untuk dia dan akhirnya ketika disuruh meminjamkan dia nggak mau.

Pernah saya pertanya, "kenapa kok nggak mau berbagi?"  Dia hanya bilang, "emoh, ini punya adik."

Yang sempat terpikir oleh saya, pengaruh dari mana?

Satu hal yang say amati, yaitu ketika Zianka sedang dengan sepupunya, anak dari adik suami saya, yang usianya lebih muda dia sering diminta untuk mengalah. Sedang sepupunya ini sering kali apa yang dipegang Zianka akan dia minta. Zianka tidak pernah menolak jika diminta berbagi.

Saya hanya terpikir, apa ini berpengaruh?

Kalau dia meniru saya masih bisa meminimalisir dengan memberikan pengertian bahwa apa yang dia tiru itu tidak baik. Dan alhamdulillah dia bisa menerima. Untuk pelitnya ini juga kerap saya beri pengertian hanya saja saya masih was-was jika ada pengaruh lainnya.

Mengajarkan anak mengalah itu baik, tetapi terlalu sering meminta anak untuk mengalah pastinya ada efek lain yang tentu kurang baik.

TK untuk Mas Ziandra

Tahun 2016 baru saja di mulai tapi rupanya emak-emak mulai puyeng buat nyari sekolah untuk anaknya. Yup, padahal ajaran baru nanti dimulainya bulan Juli-Agustus tapi sedari awal tahun kerempongan sudah mulai terlihat. Saling bertular informasi dengan sesama wali murid di paud, sampai mendatangi sendiri sekolah-sekolah yang menjadi tujuan.

Begitupun dengan saya, untuk masuk TK ada beberapa pilihan namun ada beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan mau memasukkan ke sekolah yang mana.

1. Biaya.
Mahal atau tidaknya sebuah sekolah, itu selain diukur dari apa saja yang akan diberikan oleh sekolah itu juga ukurannya adalah kemampuan orang tua sendiri. Ingat, walau mungkin banyak orang mengatakan sekolah A murah atau sekolah B mahal kita tidak bisa hanya terpaku pada panilaian orang. Kita harus benar-benar mampu mengukur kemampuan kita sendiri.

Hal yang harus diperhatikan dalam hal biaya adalah jangan sampai uang ibu bapak tersedot hanya kemasalah sekolah saja, tetapi pertimbangkan juga dengan tabungan untuk tingkatan selanjutnya. Kalau emaknya harus ngirit dalam hal beli baju mah ya nggak apa, tapi jangan sampai ngirit dalam hal menabung.

2. Fasilitas sekolah.
Fasilitas di sini bukan hanya kondisi fisik sekolah, tetapi juga guru-gurunya. Ada sekolah yang bangunannya bagus fasilitas lengkap tetapi gurunya kurang, satu kelas hanya diisi 1 guru dengan lebih dari 15 murid. Bagi saya itu sudah kurang, karena di masa TK walau anak diajarkan kemandirian tetapi fokus seorang guru adalah hal yang sangat penting.

3. Kegiatan sekolah.
Kegiatan selama di sekolah ini juga penting, karena ada beberapa sekolah yang waktu sekolahnya hanya 2-3 jam, ada yang sampai 5-6jam. Di sini kita perlu tau apa saja yang akan dilakukan di sekolah, apakah sesuai dengan kemampuan anak kita, jangan sampai kegiatan di sekolah justru membebani anak nantinya.

Atau kegiatan sekolah yang justru di bawah kemampuan seorang anak, sehingga justru menyebabkan anak tidak ada perkembangan. Hanya stuck ditingkat itu-itu saja.

4. Letak sekolah.
Jauh dan dekat sekolah harus disesuaikan dengan kemampuan orang tua untukmengantar dan menjemput. Jangan sampai alasan memilihkan anak di sekolah yang dekat supaya anak bisa pulang pergi sendiri, tetapi utamakan kemampuan orang tua untuk mengantar dan menjemput.

***

Bagaimana dengan TK Ziandra.

Saya sempat dibuat bingung dengan pemilihan TK untuk Ziandra ada sekolah yang untuk pertimbangan 1 dan 4 cocok tetapi tidak dengan pertimbangan 2 dan 3. Tetapi sekolah yang lain, cocok di pertimbangan 2-4 tapi sedikit berat dipilihan 1. Karena kami memikirkan untuk tahun-tahun selanjutnya, dan juga masih ada adiknya yang juga harus diperhitungkan karena beda usia mereka yang tidak begitu jauh.

Kami, saya dan suami, harus berhitung ketat hingga akhirnya memutuskan memasukkan Ziandra ke salah satu TK yang insyaAllah cocok untuk Ziandra.

Bukan Kompetisi.

Mungkin terkadang tanpa sadar kita membandingkan satu anak dengan anak yang lain. Umur segini sudah bisa jalan, umur segitu udah bisa bicara, baru umur segini udah bisa baca, sudah umur sekian kok belum bisa berhitung dan lain sebagainya.

Nggak jarang juga sekarang muncul artikel-artikel tentang tumbuh kembang anak. Baik tidaknya mengajarkan sesuatu pada seorang anak, atau dampak-dampak buruk ketika anak diajarkan sesuatu terlalu dini.

Buku-buku di awal 2016

Setelah tahun lalu mood baca yang tiba-tiba anjlog karena satu dan lain hal, begitu juga dengan mood review, tahun 2016 ini bacaan saya diawal tahun ternyata bisa membuat mood baca saya bisa dikatakan kembali lagi. Walau menurut saya sendiri bacaan diawal tahun ini cukup mengejutkan dari segi genre buku-bukunya.

Ada 3 buku yang saya baca diawal tahun ini, dan sudah dua yang selesai. Wow banget gak sih hahahaha, apalagi dua buku yang sudah selesai saya baca tersebut sudah saya review. yey!!

Buku-buku tersebut adalah

1. Bukan Ibu Biasa, by Ummu Balqis