Suka baca.

Saya kadang suka aneh sendiri, saat ada yang tanya atau komentar 'enak ya, punya anak yang seneng baca, turunan sih ya' atau 'aku nih paling males baca, nggak kaya' kamu. jadi ya wajar sih anakku gak seneng baca'.

Ya, saya kadang masih saja mengerutkan kening kalau ada yang nyelatuk atau berkomentar seperti itu. Karena bagi saya, gemar baca itu bukan masalah keturunan.

Saya ingat ada salah seorang teman di FB yang bercerita tentang temannya yang mengeluh ketika anaknya nggak suka baca padahal ibu'nya suka baca. Telusur punya telusur ternyata ibunya kalau baca buku nggak didepan anaknya, ibunya baca buku ketika di kantor, ketika anak-anak sudah tidur.

Saya sih sedikit ngerti alasan membaca tidak di depan anak, karena mungkin baginya membaca adalah salah satu 'me time' baginya, jadinya dia membentuk waktu khusus untuk itu. Lantas gimana kalau akibatnya anak jadi nggak suka baca?

Ini beberapa hal yang saya lakukan.

Awalnya, ketika anak masih kecil... erm, bahkan bayi, biasakan ada buku didekatnya. Kalau emaknya gak suka baca ya fasilitasi lah anaknya, beli buku bantal. Kenalin aja dulu. Tapi untuk buku bantal ini ada satu kelemahannya, anak bisa menganggap itu mainan. Jadi ketika mulai mengenalkan pada buku sesungguhnya harus benar-benar dikasih pengertian bahwa perlakuan terhadap buku sudah berbeda. 

Jadi, sedari kecil kenalkan dengan buku. Jadi kalau emaknya suka baca, baca aja ketika anak lagi asyik dengan mainannya, dan tunjukkan juga bagaimana kita memperlakukan buku. Saat atur-atur rak buku kalau si kecil mulai bisa bantu, ajak sekalian. Bacakan dongeng, beli buku dongeng yang satu judulnya cukup dibaca lima-sepuluh menit. Biar gak cepet bosen juga. 

Sering-sering ajak ke toko buku. Disini buat saya ada satu pembelajaran lain, yaitu belajar memilih dan menahan diri. Biar gak kaya' emaknya yang suka borong buku tapi gak dibaca, #ups. Anak-anak kalau ketoko buku palingan pas weekend, tapi nggak setiap saat mereka beli buku. Misal minggu ini mereka beli buku mewarnai maka sebelum satu buku selesai diwarnai semua maka minggu depan nggak beli buku mewarnai, ganti buku cerita atau mungkin anak-anak pengen beli mainan atau dvd. Pokok setiap ngemol yang dibeli cuman satu aja.

Kadang ada yang bilang 'buku kan harganya mahaaaal'. Entah sejak berapa tahun belakangan saya pribadi sudah jarang beli novel di toko buku, emang harganya makin melambung. Tapi tentu nggak membuat puasa tahunan beli buku, saya kadang beli buku 2nd yang masih sangat layak baik untuk saya sendiri maupun untuk anak-anak.

Saat anak paling gak suka buku dulu (karena mereka belum bisa baca) adain waktu membaca bersama. Jadi anaknya pegang buku sendiri, emaknya pegang buku sendiri. Kadang hal ini bisa buat anak makin cepet pengen belajar baca. Hehehe.