Motivasi

Beberapa hari lalu, dalam pelajaran iqro' Ziandra akhirnya naik ke iqro' 3, ya setelah seminggu sebelumnya naik iqro' 2. Saat saya membuat status di beberapa socmed, banyak pertanyaan yang masuk. Yang paling banyak sih, "Ziandra belajar ngaji di mana?"

Ada satu dua teman bertanya kok Ziandra cepet banget naik iqro'nya. Laaaah, saya sendiri cukup kaget kok hehehe. 

Metode belajar Ziandra tetap kok nggak ada paksaan, tetap semau dia. Satu hal yang saya tahu, Ziandra ini nurut apa kata gurunya. Dan beberapa kali guru ngajinya selalu bilang "di rumah belajar sama ibu' ya" dan jadilah itu setiap hari paling tidak satu kali dia minta belajar. Kemudian ada beberapa hal yang saya rasa bisa jadi motivasi tersendiri buat Ziandra.

Pertama, yang paling mudah adalah pujian.

Kedua, hal baru yang menantang.

Ketiga, reward.

Nah untuk motivasi yang kedua dan ketiga itu terkadang saya gabung.

Misal ketika kemarin akhirnya ia selesai belajar membaca (bukan iqro') saya diminta oleh gurunya beli buku baru yang masih tentang belajar membaca. Ada 2 buku, dan itu membuat Ziandra makin semangat belajar membaca. Jadi 2 buku baru itu menjadi reward karena dia selesai pelajaran sebelumnya sekaligus jadi tantangan buat Ziandra untuk menyelesaikannya.

Tantangan yang saya rasa memacu Ziandra cepat dalam belajar iqro' adalah tidak mau kalah dari saya. Yup, saya juga mengulang lagi belajar baca Al-Qur'an dan saya sengaja memilih mulai dasar lagi. Jadilah ketika di rumah, ketika saya diajari ayahnya, Ziandra selalu tanya "ibu' iqro' berapa?" Dan setelahnya dia akan bilang, "abis gini mas juga sama kaya' ibu'.

Reward pun tak melulu yang mahal, seperti memberikan stempel-stempel lucu untuk setiap dia selesai menulis.

Mengenali apa yang bisa menjadi motivasi agar anak makin senang belajar mungkin bisa jadi salah satu kunci anak merasa bahwa belajar itu suatu yang mengasyikkan.